Thursday, April 3, 2014

Proses Pembuatan Katalog

Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan menyegarkan. Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan, dan perpustakaan merupakan jantung bagi kehidupan aktifitas akademik, karena dengan adanya perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan.

Untuk memperbaiki kondisi tersebut, perpustakaan harus menjadi sarana aktif / interaktif dan menjadi tempat dihasilkannya berbagai hal baru. Oleh karena itu pada tulisan ini saya akan membahas tentang salah satu bagian dari manajemen perpustakaan, yaitu Katalogisasi dan Pemeliharaan buku. Semoga dengan pembahasan ini kita dapat mengambil hikmahnya sehingga dapat di implementasikan dalam kehidupan kita.

Katalog adalah daftar atau susunan data, baik secara manual maupun elektronis mengenai buku-buku atau bahan pustaka lainnya yang dimiliki oleh perpustakaan. Katalog dibuat melalui proses katalogisasi yaitu kegiatan membuat entri dalam katalog, menyusun deskripsi bibliografi dan membuat jejakan kartu katalog, serta pencantuman nomor panggil buku. Katalogisasi dibentuk menurut aturan tertentu yaitu berpedoman pada AACR2 (Anglo American Cataloguing Rules Second Edition).

LANGKAH-LANGKAH PRAKATALOGISASI
Sebelum dilakukan katalogisasi pada bahan pustaka, terdapat dua langkah yang harus dilakukan yaitu :
  1. Pengelompokan bahan pustaka menurut jenisnya, seperti buku, terbitan berseri (majalah, buletin, laporan tahunan, dsb), dan bahan bukan buku (non book material seperti : foto, CD, kaset, peta, atlas, slide, dsb). Hal ini penting dilakukan, karena setiap jenis bahan pustaka berbeda cara pengolahannya.
  2. Pengecekan pada katalog kendali (shelflist) atau pada pangkalan data, untuk memverifikasi keberadaan bahan pustaka dengan judul yang sama (duplikat), sehingga pustakawan tidak perlu mengolah buku tersebut lebih lanjut, cukup dengan menambahkan nomor induk barunya saja, dan mencantumkan nomor panggil (call number) yang sama dengan buku sebelumnya.
Proses katalogisasi merupakan pembuatan identitas atau data bibliografi bahan pustaka dengan tujuan mempermudah pengguna jasa perpustakaan untuk temu kembali informasi bahan pustaka. Data bibliografi tersebut biasanya terdiri dari, Judul dan pernyataan kepengarangan, Edisi, Penomoran, impresum, Deskripsi fisik, Seri, Catatan, dan Nomor standar. Setiap daerah terdiri dari beberapa unsur, seperti uraian berikut :

1. Judul dan pernyataan pertanggung jawaban
a. Judul biasa
b. Judul pararel
c. Informasi judul lain (judul tambahan, anak judul, dsb)
  • Judul sebenarnya ditulis tanpa disingkat. Contoh: Buletin perpustakaan, hidayah, dll.
  • Judul tambahan. Contoh: Trubus. Info agribisnis ; Komputek. Seri A, Windows.
  • Pernyataan tanggung jawab ditulis setelah tanda “/”. Contoh : Buletin perpustakaan / Ikatan Pustakawan Indonesia.
  • Jika pernyataan pertanggungjawaban telah ada dan merupakan bagian dari judul maka tidak perlu ditambahkan lagi. Kecuali muncul tersendiri dalam sumber informasi utama. Contoh: British library news ; League review / league of St. George.
  • Jika terdapat keterangan perorangan yang memiliki peranan dalam penyusunan terbitan tersebut, maka nama diletakkan di catatan. Contoh: Laporan tahunan Rektor Unilak. Pada catatan ditulis editor: Suherman
2. Edisi
  • Edisi dipisahkan dengan tanda “.—” contoh: Jurnal Perpustakaan .– ed. indonesia
  • Jika edisi terdapat dalam dua bahasa atau lebih ditulis dengan dipisahkan tanda = contoh: Canadian ed. = Ed. canadienne
  • Ingat: pernyataan volume,nomor dan sejenisnya tidak dimasukkan di dalam kategori edisi.
3. Daerah Penomoran
  • Tahun pertama terbit, volume, dan atau no pertama
  • Majalah Demografi Indonesia. - -Th, no.1 (Juni 1974)-
  • Daerah penomoran ditulis setelah tanda “.—” contoh: .– Vol. I, No. 1, 2009
  • Jika terdapat keterangan kronologis maka ditulis sesuai yang tercantum. Contoh: Vol. I, No. 1 (1 Januari- 1 Maret 2009)
  • Jika terdapat keterangan bulan/tahun dalam tahun hijriah atau yang lainnya, maka tahun dituliskan dalam tanda kurung dikuti tahun masehi dalam tanda kurung siku. Contoh: Vol. I, No. 1 (Rajab 1425 H [Juli 2004])
  • JIka terbitan berseri berhenti terbit, maka keterangan berhenti terbit tersebut ditulis pada bagian akhir daerah penomoran. Contoh: Vol. 3, No. 1 (Nov. 2008) – Vol. 5, No. 3 (Maret 2009)
  • Jika terbitan tersebut mengalami pergantian sistem penomoran, maka dicatat sistem penomoran nama diikuti akhir penomoran lama dilanjutkan dengan sistem penomoran baru. Contoh: Vol. 3, No. 1 (Nov. 2008) – Vol. 5, No. 3 (Maret 209) ; No. 1 (April 2009)
4. Daerah impresum/ Penerbitan
  • Impresum diisi dengan tempat terbit, penerbit dan tahun terbit. Contoh : Pekanbaru : Maju Mundur, 2009
  • Jika salah satu unsur tidak diketahui maka ditulis: [s.l.] untuk tempat terbit, [s.n.] untuk penerbit, dan [….] untuk tahun terbit. Contoh: Pekanbaru : [s.n.] 2009
  • Jika terdapat perubahan atau permberhentian penerbitan maka tahun pertama terbit dan terakhir terbit dituliskan. Contoh: Pekanbaru : Maju Mundur, 2006-2009.
5. Deskripsi fisik
  • Luasnya bahan (berikan kterangan jil, untuk terbitan berseri telah terhenti atau sudah lengkap berikan jumlah kelengkapan jilidnya.
  • Keterangan ilustrasi
  • Ukuran
  • Bahan penyerta
  • ex: jil.: ilus. Berwarna.; 25 cm. + 3 peta
  • 32 jil.: ilus.; 28 cm
  • Daerah yang dicatat di sini meliputi jumlah jilid, ilustrasi dan ukuran terbitan. Contoh: Jil. : ilus. ; 25 cm (jika masih terbit), 20 Jil. : ilus. ; 25 cm (untuk yang sudah tidak terbit lagi)
  • Jika terdapat tambahan bahan yang dilampirkan secara teratur maka dicatat pada daerah ini. Tetapi jika tambahan tersebut tidak teratur hanya dicatat pada daerah catatan. Contoh : Jil.: ilus. ; 25 cm. + CD
6. Daerah Seri
  • Daerah seri dituliskan dalam tanda kurung. Contoh : Jil.: ilus.; 25 cm (seri kelautan)
7. Notasi
  • Buatkan catatan frekuensi dari terbitan
Ex :
tahunan, tengah tahunan, bulanan, mingguan, harian, tidak tertentu
  • Berisi catatan-catatan tambahan yang diperlukan seperti kala terbit, keterangan editor, bahasa, keterangan lanjutan penerbitan, dll.
8. Nomor standar dan kepemilikan
  • Untuk nomor standar ditulis pada paragraf tersendiri: ISSN : 0126-8776
  • Untuk kepemilikan diisi dengan terbitan yang dimiliki oleh perpustakaan.

No comments:

Post a Comment